Aplikadi Pintu Sorong di Saluran Tersier Daerah Reklamasi Rawa Pasang Surut Tipe Luapan B Untuk Budidaya Tanaman Padi (Studi Kasus Desa Mulyasari Banyuasin Sumatera Selatan)
Abstract
Penelitian bertujuan untuk mempelajari pengelolaan air pada budidaya padi di lahan rawa pasang surut tipe luapan B, dimana lahan hanya menerima air pasang pada saat musim penghujan. Operasi pengendalian muka air dilakukan pada periode tanam November-Februari. Metode penelitian adalah percobaan lapangan. Perlakuan dibedakan pada sistem bangunan air yaitu pintu air tipe kelep (Tersier 5) dan tipe sorong (Tersier 4). Hasil penelitian menunjukan bahwa tekstur tanah di lapisan atas umumnya lempung dan lempung berliat, dengan tingkat kemasaman tanah masam. Manajemen operasi pintu kelep lebih mudah karena selama pertumbuhan petani mengoperasikan sebagai pembuangan (drainase) sehingga cukup meletakan di depan, Sementara pintu sorong petani harus membuka pada saat surut dan memasukan kembali pada saat pasang. Muka air tanah pada lahan menggunakan pintu sorong menunjukan level yang lebih dangkal (-1 sd -5 cm) sementara pada lahan dengan operasi pintu kelep muka air tanah lebih dalam yaitu pada kisaran (-5 sd -15 cm). Pintu sorong yang terbuat dari papan terbukti bisa menggantikan fungsi pintu kelep bahan fiber. Produksi padi yang dicapai dengan penggunaan pintu sorong mencapai 8,0 ton/ha GKP dan pada lahan dengan menggunakan pintu kelep viber adalah 6,8 ton/ha. Analisis terhadap kelebihan air di zona 20 cm menunjukan pada tersier 4 terjadi defisit air sebesar -728 cm dan pada tersier 5 sebesar -1274 cm. Ini berarti pada operasi pintu kelep telah terjadi kesalahan operasi di periode generatif padi, petani masih mengoperasikan sebagai drainase, sehingga tidak ada pengisian air, sehingga kehilangan air di petak tersier tinggi.
Full Text:
PDFArticle Metrics
Abstract view : 528 timesPDF - 502 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.