Koherensi Konstruksi Soal Ujian Sekolah terhadap Indikator Nasional

Wisnu Juli Wiono

Abstract


Soal dikatakan baik apabila mampu mengukur capaian siswa terhadap tujuan belajar yang ditetapkan. Tahun pelajaran 2015/2016 adalah masa pengujian hasil penerapan kurikulum 2013 untuk yang pertama kali. Dikarenakan masih berlakunya dua kurikulum, maka pemerintah pusat memutuskan bahwa indikator soal adalah irisan dari keduanya. Tingkat kecocokan dengan indikator pada LUS1 adalah 70%, dan 72.5 untuk LUS2. Sementara US, 100% cocok. Ditemukan 4 materi yang tidak terdaftar tapi diujikan. Tingkat berpikir sampai pada level C3. Jenis pengetahuan, faktual dan konseptual. Meskipun aspek sikap dan keterampilan dijadikan sebagai hasil belajar yang diutamakan, tetap saja tahun ini hanya aspek pengetahuan saja yang penilaiannya dikoordinasi oleh pemerintah pusat. Sikap dan keterampilan siswa tetap sepenuhnya diserahkan kepada guru.Hasil penelitian saya bukan ditujukan untuk menyudutkan pihak-pihak tertentu, tetapi merupakan cerminan sekaligus tantangan bagi peminat, peneliti, dan pelaku pendidikan, baik struktural maupun fungsional, negeri maupun swasta. Saat ini Ilmu pendidikan telah berkembang dan bergeser. Mengajar adalah satu kesatuan dari aktifitas merencana, mengajar itu sendiri, dan menilai. Menilai, tidak terpaku pada aspek pengetahuan, terdapat sikap dan keterampilan yang juga perlu dilihat guna penggambaran kemampuan siswa yang lebih menyeluruh. Karena hasil penilaian adalah pedoman ilmiah bagi guru untuk membuat keputusan tentang siwa, bagaimana perkembangannya? Apasaja yang ia tidak bisa? Dan apasaja potensi yang miliki? sehingga guru dapat dengan tepat memberikan masukan agar siswa lebih mandiri dan bertanggung jawab di masa depan.


Full Text:

I-1

Article Metrics

Abstract view : 161 times
I-1 - 123 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.