Potensi Cerita Rakyat sebagai Objek Material Bersastra dalam Media Digital

Erlinda Rosita

Abstract


Abstrak Penelitian ini membahas tentang potensi cerita rakyat sebagai objek material bersastra dalam media digital. Cerita rakyat yang tersebar di Nusantara merupakan kekayaan budaya yang patut untuk menjadi populer lewat media digital. Dengan eksisnya cerita rakyat dalam media digital maka esensinya sebagai karya yang unik dan bernilai dapat dinikmati secara mudah dan masif. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah pengetahuan bagi penikmat media digital. Selain itu, secara otomatis hadirnya cerita rakyat di media digital dapat menjadi langkah tepat dalam merevitalisasi keberadaannya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif sehingga yang dilakukan lebih pada kedalaman penghayatan terhadap cerita rakyat yang sedang dinikmati. Dengan metode deskriptif analisis diharapkan dapat mengurai dan menganalisis secara kritis potensi cerita rakyat sebagai objek material bersastra dalam media digital. Untuk menghadirkan cerita rakyat yang memesona dalam media digital yang dapat diakses oleh seluruh dunia maka diperlukan higher order thinking skills (HOTS). Dengan HOTS diharapkan cerita rakyat yang ditampilkan dapat berkontribusi dalam memfungsikan media digital sebagai media pemudah untuk mendapatkan berbagai informasi, dalam hal ini cerita rakyat. Kata-kata kunci: potensi, cerita rakyat, eksistensi, merevitalisasi, dan HOTS

 

Abstract The research is about the potential of folklore as the object of literary material in digital media. The folklore that spread throughout native land is a cultural richness that deserve to be popular through digital media. With the existence of the folklore in the digital media so its existence as the unique works and valueable which can be enjoyed easily and massive. Therefore, the reseach is expected to enrich treasury of knowledge for comnoisseur of digital media. Moreover, automatically the presense of folklore in digital media can be the right step in revitalizing its existence. This reseach is a qualitative study so that it just conducted more on the depth of appreciation to word the folklore being enjoyed. By using the descriptive analysis method is expected to parse and analize critically the potential of folklore as the object of material literay in digital media. To have the enchanting folklore in the digital media which can be accessed by the whole world then it needed higher order thinking skills (HOTS). By HOTS it expected that folklore displayed can contribute in fungtioning the digital media as an easy media to get various informating in this case, folklore. Keys Word: potency, folklore, existency, revitalizing, and HOTS

 


Full Text:

PDF

References


Departemen Pendidikan Nasional. 2015. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Pedoman Pembinaan Nilai-Nilai Akhlak Mulia Siswa Melalui Pengembangan Budaya Sekolah. Jakarta: Kemdikbud.

Kusharyanto, Juliasih. 2009. Potensi Perempuan Amerika Tinjauan Feminisme. Yogyakarta: Gadjah Mada University Perss.

Rampan, Korie Layun. 2014. Teknik Menulis Cerita Rakyat. Bandung: Yrama Widya.

Sani, Ridwan Abdullah. 2019. Pembelajaran Berbasis HOTS (Higher Order Thinking Skills). Kota Tangerang: TSmart.

Subadiyono, dkk. 2000. Sembesat Sembesit (Kumpulan Cerita Rakyat Sumatera Selatan). Palembang: Citra Grafika.

httpa://www.asalasah.com/2019/04/perbedaan-revolusi-industri-10-20-30-40.htm. Diunduh pada 20 September 2019, pukul 13.56.

https://www.centipedia.net/2019/apakah-itu-society-5-0). Diunduh pada 1 Agustus 2019, pukul 08.15.


Article Metrics

Abstract view : 374 times
PDF - 165 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.