PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN MENULIS TEKS NARASI DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Firdha Khairunnisa

Abstract


Kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini adalah kurikulum 2013 atau yang sering dikenal dengan K13. Dalam implementasinya, pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan pendekatan berbasis teks. Hal tersebut berarti bahwa setiap materi, peserta didik dihadapkan dengan berbagai teks. Tujuan akhir dalam setiap materi baik berupa teks nonsastra ataupun teks sastra adalah peserta didik dapat mencipta atau menyampaikan gagasan melalui tulisan. Problem utama pembelajaran menulis teks narasi ini datang dari diri guru dan peserta didik. Guru yang tidak menaruh perhatian penting pada pembelajaran menulis akan berpengaruh pada minat peserta didik. Peserta didik merasa bahwa pembelajaran menulis sangatlah menakutkan sehingga mereka tidak tahu kapan harus memulai, dan bagaimana cara memulai. Kebanyakan guru hanya memberikan tugas menulis tanpa memberi pembinaan secara intens, padahal menulis membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Faktor lainnya adalah peserta didik yang tidak memiliki kebiasaan membaca sehingga tidak memiliki kreativitas untuk menulis. Selain itu, pesreta didik yang tidak gemar membaca, tidak memiliki banyak kosa kota untuk menyampaikan ide. Untuk mengatasi berbagai problem tersebut, solusi yang dapat ditawarakan diantaranya: (1) peserta didik perlu diberi banyak latihan dan pembinaan, (2) guru menyiapkan porsi waktu yang lebih baik untuk melihat hasil karangan peserta didik untuk memberitahukan kekurangan-kekurangan agar dapat diperbaiki, (3) membiasakan peserta didik untuk membaca dengan memfasilitasinya.

 


Full Text:

PDF

References


Gufron, Syamsu. (2014). Problematika pembelajaran aspek kebahasaan di sekolah dan solusinya. Jurnal Humanis. Vol. 6: 177-188.

Karim, Kodrat. (2010). Problematika menulis permulaan pada siswa sekolah dasar. Ternate: Fkip Universitas Khairun.

Kasupardi, Endang. (2012). Pengembangan keterampilan menulis. Jakarta: Trans Mandiri Abadi

Komalawati, Desi. (2012). Yuk, Menulis Esai. Tangerang: TPC Publisher.

Marwiyah, Siti. (2018). Korelasi kebiasaan membaca cerita anak terhadap keterampilan menulis teks narasi siswa kelas VII SMP Negeri 4 Sleman. Jurnal Litera. Vol. 15: 120-131.

Pebriasari, Lolita dan Eko Purwanti. (2014). Peningkatan keterampilan menulis karangan narasi melalui model concept sentence berbantuan media visual. Jurnal Unnes. Vol. 3: 1-5.

Ramadhanti, D., & Basri, I. (2014). Pengembangan modul pembelajaran menulis cerpen berbasis contextual teaching and learning (CTL) siswa kelas IX SMP Negeri 2 Lembah Gumanti Kabupaten Solok. Jurnal Bahasa, Sastra, Dan Pembelajaran, 2(3), 45–57.

Sri Pamungkas. (2012). Bahasa Indonesia dalam berbagai perspektif. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Slavin, Robert E. (2010). Cooperative learning: teori, riset, dan praktik. (diterjemahkan dari cooperative learning: theory, research, and practice). Bandung: Nusamedia.

Sunendar, Dadang, hirup danu ismadi, dora amalia. (2016). Kamus besar bahasa Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Trismanto. (2017). Keterampilan menulis dan permasalahanya. Jurnal Bangun Rekaprima. Vol.3: 62-67.

Yanda, Dian P dan Dina Ramadhanti. (2019). Problematika pembelajaran menulis cerpen di sekolah tujuan SM-3T. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra. Vol.9: 1-15.

Zuchdi, Darmiyati. (2008). Strategi Meningkatkan Kemampuan Membaca. Yogyakarta: UNY Press.


Article Metrics

Abstract view : 1771 times
PDF - 1910 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.